6 Jun 2016

Selamat Berpuasa, Melupakan mu Aku tak kuasa

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim . . .
Alhamdulillah, subhanallah, kita bisa dipertemukan lagi di bulan Ramadhan pada tahun 1437 Hijriah ini. Di awal bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini, izinkan aku menyampaikan ini kepada kalian.

1 tahun kita jalani bersama, BELUM SATU TAHUN tepatnya. Banyak sekali hal negatif yang pernah aku perbuat. Mungkin, ini adalah waktu yang pas untuk ku mengucap satu kata, “MAAF”. Aku tidak tahu apa saja yang telah  ku perbuat kepada kalian, karena yang bisa menilai hanyalah kalian. Aku sebagai aku, hanya bisa melakukan sesuatu yang terbaik untuk persaudaraan kita. Memang tidak mudah untuk memafkan seseorang yang telah menyakiti. Hanya orang yang berjiwa besar dan berhati lapang yang dapat melakukannya. Kesalahan-kesalahan yang aku lakukan ketika kita masih berada dalam satu ruangan, mungkin tidak terhitung jumlahnya. Saat aku menyindir kalian, membentak kalian yang mungkin tidak piket, menulis nama kalian di meja piket padahal sebenarnya kalian piket hahaha itu mungkin adalah dosa besar yang telah aku lakukan.

Perbuatan ku yang mungkin melenceng dari kodrat seorang perempuan, terutama di depan kalian para kaum Adam. Perbuatan ku yang sering mengajak kalian kedalam maksiat, dengan sebutan ku sebagai seorang “Yadongers”. Perbuatan ku yang hanya bisa menyuruh kalian piket, padahal aku sendiri tidak melakukannya. Astaghfirullah. Masih banyak perbuatan yang tidak pantas, yang aku lakukan kepada kalian. Perbuatan ku yang mungkin hanya mementingkan teman-teman dekat ku saja, daripada kalian yang lain yang tidak akrab dengan ku. Keinginan ku dulu adalah bisa dekat dengan kalian semuanya. Tapi hingga detik ini, terkadang aku masih merasa jauh dengan kalian yang lain. Entah karna apa, tapi mohon maafkanlah aku yang terkadang egois. Tidak pernah membaur menjadi satu dengan kalian, membuat genk sendiri, rasanya saat ini aku menyesal. Aku ingin mengulang waktu kembali. Tapi bukankah kita harus bersyukur dengan apa yang ada sekarang ini? Ya. Mungkin jika  kalian ditanya, siapa orang yang paling tidak bersyukur? Jawablah, Akulah orangnya.

Begitu banyak saat ini teman baru yang mendekati, merangkul bersama, tapi apa? Aku tetap saja masih ingin kembali ke masa lalu. Aku masih saja ingin lebih akrab dengan kalian. Aku menyadari bahwa semuanya memang harus dijadikan pelajaran. Aku harap, kalian tidak seperti aku. Hanya mementingkan diriku, teman sebangku, dan teman dekatku saja. Sedang yang lain? Ku remehkan begitu saja.

Aku harap kalian dapat memaafkan ku. Karna aku yakin, kalian memiliki jiwa yang besar dan hati yang lapang untuk memberi ku maaf. Satu lagi kesalahan terbesar ku, karna aku merasa aku sudah melupakan sedikit kenangan kita yang lainnya. Tidak ada niatan sebenarnya untuk menghilangkannya, tetapi...
Mohon maaf kan aku. Terkadang aku bisa mengingat kembali kenangan kita saat aku membaca blog ini. Blog yang diisi oleh admin-admin yang baik dan mungkin salah satu diantara kalian yang membantu ku mengembalikan ingatan tentang kita. Aku merasa seperti sedang amnesia ringan. Sudah berapa kali aku mengetik dan berkata dalam hati, mohon maafkanlah aku. Karna entah sampai kapan aku akan ada di dunia. Entah neraka atau surga yang akan aku dapatkan. Maaf kalian adalah salah satu harapan ku menuju langkah yang lebih baik.

Ohya, sebelum aku membuat tulisan ini, malamnya, aku bermimpi kita mengadakan bukber. Entah dirumah siapa. Tapi yang jelas banyak sekali yang hadir. Dan disitu, Tonny membuka acara dengan berpidato dan dilanjutkan dengan doa yang dibantu juga dengan Galih. Hahaha lucu sekali jika aku mengingatnya. Karna ketika sedang memimpin doa, Tonny dipakaikan peci oleh galih yang diikuti oleh kejahilan Fitrah. Dan aku juga mendengar suara samar-samar Dissa yang memberikan tempat duduk disampingnya kepada Diah. Haaahh senang bisa memimpikan kalian. Walaupun tidak semua hadir dalam mimpi. Karna mimpi itu bukan aku yang memilih.

Maaf jika bahasa dari tulisan ini tidak begitu bisa kau pahami, karna aku tidak pandai mengungkapkan isi hati. Sepertinya aku harus belajar banyak dari admin blog ini, iya kan? Wkwk
Terima kasih yang telah meluangkan waktu membaca tulisan ini. maaf karna aku sudah menyita waktu kalian yang berharga. Pasti kalian sedang bersama dengan orang-orang yang kalian sayang, benar tidak? Maaf kalau prasangka ku salah. Terima kasih untuk semuanya. Minal Aidin yaa


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

27 Apr 2016

Aku Tak Berniat Menganggu, Aku Hanya Rindu

Selamat pagi, pembaca setia blog kami, aku tak tahu kapan pastinya kalian akan membaca kata-kata yang tak penting ini, karena aku menulisnya di pagi hari, jadi aku mengucapnya selamat pagi.. masa sih?

Sudahlah tak perlu banyak basa-basi. Langsung saja ke intinya. Aku rindu kalian. Hanya itu intinya, ya, hanya itu. Serumit ini aku mengikrarkan rindu, serumit itu pula aku mendoakanmu.

Mungkin tulisan ini tulisan tersingkat yang pernah ku kirim untuk mengisi kekosongan blog kita("kita"), tapi percayalah, butuh ribuan tahun untuk menandingi rasa yang kurasa saat ini, butuh puluhan ribu tahun untuk mengalahkan rasa rindu yang menetap di hati ini.

Sadarkah kalian bahwa jika kalian merasa bahwa ada yang merindukan kalian itu aku? Mungkin tidak, karena rindu bisa seperti cinta, hanya dirasa oleh yang merasa.

Pantaskah aku merindukan kalian? Pantaskah manusia hina ini merindukan kebersamaan kalian? Kurasa tidak, bahkan menyapamu saja akupun berpikir hingga delapan belas kali. Aku hanya takut rindu ku ini mengganggu hidup kalian yang bahagia saat ini. Aku tak ingin kalian menjadi sepertiku yang "Stuck in Reverse".

Jika ada kiriman barang yang kau inginkan datang kepadamu, itu bukan dariku, tapi percayalah itu doaku. Percayakah kalian aku sudah tak kuasa untuk menulis ini? bahkan jari-jemariku yang biasa menari ini tak lagi mampu berdiri tegar untuk berkata hai kepada kalian, bahkan mereka selalu gemetaran ketika melihat kalian berbahagia bersama makhluk baru yang kalian sebut teman di kelas mu itu.

Aku ingin jujur, saat ini aku tak lagi mampu berlari, karena berlari ku adalah berlari dari masa lalu.
Aku tak lagi mampu berbicara panjang, karena aku tahu diam lebih indah jika selalu merasa rindu.
Aku tak lagi mampu berdiri, karena untuk apa aku berdiri jika sahabatku tak mendampingi.

Kawan, dengarkanlah suara hatiku ini, aku rindu kalian. Apa salahku hingga kalian tega untuk menaruh wajah kalian di hati ini, ambillah kembali nama kalian dari pikiranku, jika kalian tak mampu untuk mengisi kekosongan hari hari ku.

Sobat, aku mohon ini mungkin terakhir kalinya aku merengek menangisi kalian. Tapi aku hanya ingin minta maaf untuk segala rasa rindu untuk kalian.




Kalian adalah bagian terbaik jika hidupku dijadikan sebuah novel atau film.
Terima Kasih, Masa Remajaku...
Selamat Berbahagia dengan dunia barumu...


31 Dec 2015

Setitik Tinta untuk Cerita yang Telah Usai

Selamat Tahun Baru 2016 Masehi, semoga kau menjadi pendampingku suatu saat nanti ~
Tahun Baru, mereka berkata harus diiringi semangat baru. Entahlah, kurasa aku hanya bisa berpasrah. Bagaimana bisa aku memiliki semangat baru, jika itu hanya akan mengingatkanku padamu?  Sekumpulan makhluk teraneh yang pernah aku temukan. Menghuni ruangan yang penuh sesak dengan kenangan. Beralaskan rindu, beratapkan kasih sayang.
Kau lihat langit itu? Langit malam yang disesaki kembang api yang saling berkejaran. Berlomba-lomba merajut warna agar malam tak lagi terlihat suram. Kemudian, kembang api itu meledakkan kolaborasi indah antara warna dan cahaya membentuk lukisan yang elok tak terkira. Bahkan, rembulan dan konstelasi bintang pun menyembul dengan malu-malu akibat intimidasi yang ditimbulkan lukisan itu.
Ah, indahnya. Andai hatiku seramai itu, aku pasti tidak akan mengurung diri dalam kamar akibat jarum kasat mata yang perlahan menyulam rindu. Sulaman yang sukar untuk diurai, perlahan merambat menuju pelupuk mengakibatkan airnya menggenang dan jatuh berurai.
Kupandangi untuk kesekian kali, hasil fotografi pada hari terakhir kita merasa saling memiliki. Walaupun tahun telah berganti, namun hatiku masih saja sulit untuk melupakanmu hingga kini. Busana Kebaya mendominasi pigura berusaha mengucilkan Busana Batik yang hanya segelintir pemakainya. Diiringi musikalisasi Ingatlah Hari Ini, kita mulai bernyanyi menghibur audiens  yang memiliki tempat spesial di relung hati.

Kawan dengarlah yang akan aku katakan

Ya, kawan, tolong dengarlah. Aku sangat merindukan kalian. Begitu besarnya hingga tak dapat dibendung hatiku yang sudah terlalu remuk. Hanya kalian yang ingin kusapa dalam setiap nestapa. Namun, apa daya? Waktu tak berkenan kalau kita terus bersama.

Tentang dirimu setelah selama ini

Semua canda tawamu masih terekam dalam memori. Namun, aku tak memiliki cukup keberanian untuk memutar ulang, khawatir debu-debu mikroskopik datang menyerang.

Ternyata kepalamu akan selalu botak
Eh, kamu kayak Gorilla
Cobalah kamu ngaca itu bibir balapan
Daripada gigi lu kayak Kelinci
Yang ini udah gendut suka marah-marah
Kau cacing kepanasan

Ingat momen itu, kawan? Momen dimana kita saling mencela, namun tak pernah ada luka yang hadir setelahnya. Hanya tawa, tanpa duka.

Tapi ku tak perduli
Kau selalu dihati

Aku selalu berusaha, sampai kapanpun kalian tak akan kulupa. Bagaimana aku bisa lupa, sementara nama kalian masih terukir dengan indahnya?

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini

Dapatkah kubunuh rasa ini? Agar tak ada lagi sesak, setiapkali waktu kembali berdetak. Sebab, barisan waktu hanya akan menumbuhkan luka baru, tanpa orang-orang sadari itu.

Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Aku tahu, permintaanku memang egois. Tapi, tolonglah, sisakan saja ruang dalam memorimu itu untuk mengenang momen pilu itu. Setidaknya, kenanglah ‘KITA’. Bagaimanapun juga, kita pernah saling menuai rindu yang sama. Pernah saling merajut asa dalam diam. Bahkan, beberapa dari kita pernah saling memperjuangkan, walau akhirnya memutuskan untuk saling melepaskan.

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku

Tunggu, benarkah? Benarkah dengan mengingat teman, rasa sepi ini bisa tersembuhkan? Bukannya hanya akan memperparah kondisi yang ada? Entahlah, pertanyaan yang butuh kepastian justru selalu datang di saat yang salah.
               
Don’t you worry just be happy
Temanmu disini

Ah, ya. Tentu saja. Aku selalu memiliki kalian dalam diam.

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Ah, sial. Ternyata, membendung sungai di kelopak mata lebih sulit dari apa yang diperkira.

Don’t you worry don’t be angry
Mending happy-happy

Entahlah. Aku tak tahu apa aku masih bisa bahagia dengan ketidakhadiran kalian. Memang, teman baruku di SMA itu asyik, tapi tak ada yang bisa membuatku nyaman seperti kalian. Tak ada lagi  yang bisa membuatku tertawa lepas. Takkan pernah ada lagi.


Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Kamu sangat berarti 
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Kini, aku harus berpindah. Aku akan meniti rindu yang baru, bersama teman-teman baruku. Yah, setidaknya aku harus mencoba, bukan? Aku tidak bisa terus berdiam dimasa lalu, sebab waktu tak mengizinkanku. Namun, itu bukan berarti kalian akan kulupakan. Aku akan berjuang sekuat tenaga untuk tidak melupakan kalian. Aku hanya berharap, kalian juga akan berjuang bersamaku. Seperti yang diucapkan Thorin dalam film The Hobbit : The Battle of The Five Armies,

“Will You  Follow Me, One Last Time?”

 Farewell, guys. Farewell, but not forever. And, I just want you to know, that I love people I can be weird with. People like you, guys.

 Selamat malam, tolong pastikan tidak ada rindu yang bersemayam ~



-Abdullah Azzam-




13 Oct 2015

Jangan Baca Ini


Malam ini, sesuatu menahan kantukku, entah apa itu. Seiring dengan kantuk yang tak kunjung datang, tiba-tiba rasa rindu pada kalian mengucapkan selamat datang. Memaksaku tuk melihat lagi 'kita' dalam tangkapan kamera. Kupandangi 'kita' dalam balutan busana daerah di hari Kartini. Kulihat kebersamaan 'kita' ketika perlombaan hari kemerdekaan. Menatap 'kita' yang siap praktek menari jelang ujian nasional. Kuputar beberapa video yang sempat kuabadikan bersama kalian. Kukira ini hanya kerinduan biasa, mungkin sekedar formalitas agar tak lupa pada 'kita'. Ternyata tidak, rindu ini memaksaku beranjak, merengek padaku seraya mengajak. Menuntunku menuju sudut ruangan, sembari menyapa 'kita' dalam kenangan. Mataku mencari sesuatu. Akhirnya aku menemukannya, potret 'kita' semua di malam itu, malam dimana isak tangis menjadi pemanis. Kucoba menyebutkan nama kalian satu persatu, walau tak akan membuat kita kembali ber'satu'.

Itulah kisahku ketika bergelut dengan rindu, kadang aku bertanya-tanya apakah rindu juga menghampiri kalian?. Aku rasa tak terlalu sering, yang kulihat adalah kalian telah jauh melangkah. Menemukan titik nyaman di lingkungan baru kalian, menyimpan 'kita' dalam galian. Kalian beradaptasi, walau kadang rindu tak bisa diatasi. Kalian larut dalam kesibukan, hingga sulit untuk kembali di'satu'kan. Kalian mulai lupa, hingga tak pernah lagi menyapa. Kuucap selamat untuk kalian semua, bersama rindu yang kubawa menua. Senang melihat kalian tumbuh dewasa, membawa harapan melintasi masa. Senang kalian punya teman baru, melepaskanku bersama tangis yang menderu. Senang kalian tak lagi terkekang oleh 'kita', berjalan kedepan sembari menata.

Berjanjilah satu hal padaku, suatu saat kita akan berkumpul dan menceritakan pengalaman kita masing-masing. Satu lagi, bisakah kalian luangkan sedikit waktu untuk 'kita'? Sulit ya? Baiklah, aku tau kalian memang sibuk. Tentu saja kegiatan ekskul lebih bermanfaat daripada bertemu teman lama bukan? Apakah pada kalender kalian tak ada satu saja angka yang berwarna merah? Aku tau jadwal kalian begitu padat, tentu saja 5 menit untuk kegiatan kalian akan lebih berharga dibandingkan dihabiskan dengan teman lama. Tak apa, dewasa hampir kita pijak, jadi kita sikapi ini dengan bijak. Bukan kalian yang salah, tapi akulah yang memang tak punya kesibukan. Lakukan apa yang kalian suka, jangan berlarut dalam duka. Belajarlah lebih giat, awali semua dengan niat. Pertahankan prestasi kalian. Tekuni ekskul kalian. Aku senang pernah mengenal kalian. Aku bangga pernah ada 'kita'. Hei, bukankah kubilang jangan membaca ini? Berhentilah membaca ini, berhentilah mengingat 'kita'. Lupakan tentang 'kita'. Ijinkan aku berhenti menulis tentang 'kita', sebab aku tau kalian tak lagi butuh, sebab 'kita' tak lagi utuh. Selamat tinggal.

29 Aug 2015

PERCAYALAH

Expone Direction, atau orang menyebutnya ExD, atau juga Expone. Apapun itu, sebutan itu mengarah kepada kelas 9.1 angkatan 2014-2015. Expone Direction bukan sebuah perkumpulan, juga bukan komunitas, tapi Expone Direction adalah sebuah keluarga.

Nama Expone Direction tercipta oleh pemikiran salah satu dari anggotanya, nama ini mengalahkan kandidat yang lainnya. Nyatanya, nama ini memang nama yang pantas. Mencerminkan atau lebih tepatnya mendoakan agar anggotanya menjadi seperti rangkain kata yang menyusunnya. Ya, 'Executive People of Nine One Diligent Relative and Love Action'. Selain itu, nama ini juga terdengar indah di telinga, nikmat diucapkan lewat mulut. Nama ini pula yang hingga kini membungkus memori-memori indah di kelas berkarpet biru maupun di gedung bercat hijau.

Expone Direction, anggotanya dapat dipastikan dari mulai absen Abdullah Azzam hingga Zhafira Rishanida Azizah. Anggota Expone Direction dahulunya bisa diketahui lewat tanda merah bertuliskan angka 1 di lengan kiri seragamnya. Namun, kini tak lagi, anggotanya telah menggunakan tanda pengenal yang berbeda-beda. Ya, mereka tak lagi seutuhnya ber'satu'. Anggota Expone kini dapat dikenali lewat jaket biru dongker dengan paduan warna putih. Jaket beruliskan 'EXPONE DIRECTION' pada bagian punggungnya, serta nama dan angka 91 pada dada kirinya. Namun, jaket ini bukanlah cara mengenali anggotanya. Sebab tak seluruhnya mengenakan jaket ini setiap saat. Atau mungkin ada yang lebih memilih mengenakan jaket lain yang lebih trendy tentunya.

Expone Direction, dahulu mereka bersarang di suatu ruangan kelas berkarpet biru dan mempunyai ruangan tambahan. Kelas mereka terpisah dari kelas lainnya. Dahulu, mereka kerap bersendau gurau di kelas mereka kala sang pengajar tak menampakkan bayangnya. Sebagian bertukar cerita, sebagian menambah ilmu, sebagian lagi menendang benda bundar bernama bola. Ruangan ini menjadi latar bagi ribuan memori indah yang tercipta. Ruangan yang dihiasi oleh dua pendingin udara, peta dunia di tembok belakang, dan perlengkapan kelas di tembok kanan kirinya. Ruangan tambahan bernama gudang yang menjadi tempat bermacam fungsi. Ruangan yang diisi beberapa bangku yang tak menemukan pasangannya, tumpukan barang bekas, serta debu saksi bisu segala kejadian. Di hari kamis, ruangan ini beralih fungsi menjadi ruang ganti, di hari lain, ruangan ini difungsikan sesuai kondisi. Tak jarang tempat ini menggelar konser pelepas resah. Beberapa anak menyanyikan lagu dan beberapa lagi membunyikan benda yang bernada indah. Indah, sayang tak sempat terabadikan.

Expone Direction, dahulu mereka semua akrab. Tapi kini, perlahan satu persatu anggotanya telah menemukan teman baru. Ya, memang begitu seharusnya kehidupan manusia, harus bisa beradaptasi. Tapi bagiku yang ditakdirkan sulit beradaptasi, melihat mereka akrab dengan orang lain bukanlah hal mudah. Kadang begitu serunya hal yang mereka lakukan, hingga ia seakan tak pernah mengenalku kala ku muncul. Tak masalah, sekali lagi itu memang keharusan manusia. Tapi apakah harus begini? Lalu apa hanya aku yang merasakan perubahan mereka?. Kuharap hanya aku, sebab aku tak ingin yang lain merasakan hal ini. Kucoba ikhlas,walau perihku masih berbekas.

Expone Direction, dahulu mereka saling berjumpa setiap hari. Bertukar kabar, bahkan bertukar tugas, bahkan bertukar rasa. Tapi kini, pertemuan menjadi hal yang sangat mahal bagi mereka. Kepadatan jadwal mereka, membatasi waktu yang tersisa. Sebagian sibuk dengan tugas-tugasnya, sebagian lagi sibuk dengan prakteknya. Saat sebagian punya waktu luang, sebagian lagi bahkan tak punya peluang. Sulitnya mengadakan pertemuan, membuat hati menimbun rindu. Kadang, walau hanya bertemu di perjalanan, namun terasa begitu melegakan. Beruntung surat kelulusan belumlah sempurna. Ia butuh bekas ketiga jari kita, ya, inilah kesempatan mereka untuk berkumpul. Namun, tetap saja, satu-dua orang dari mereka tak tiba diwaktu yang sama. Tak apa, setidaknya masih ada saat pengambilan ijazah. Nyatanya, sama saja, kesibukan yang tak mungkin ditinggalkan memaksa sebagiannya tak sanggup hadir di hari yang sama. Tak apa, tunggu, sadarkah ini adalah kemungkinan terakhir kita bertemu? Kemungkinan terakhir kalinya kita semua berkumpul. Selepas ini, dapat dipastikan kalian akan semakin sibuk dengan pendidikan kalian, dan entah kapan tersisa waktu untuk kita kembali bersama.



Expone Direction, selepas ini, mereka akan semakin sibuk dengan pelajaran. Semakin teribukkan oleh tugas. Semakin akrab dengan teman barunya. Semakin nyaman dengan kelas barunya. Dan semakin lupa kalau mereka pernah bersama. Kelak, cepat atau lambat, mereka akan lupa arti dari ‘EXPONE DIRECTION”. Akan semakin jarang menggunakan jaket biru dongker. Akan semakin jarang memandang foto perpisahan atau menonton dvd perpisahan. Dan aku, aku tak bisa berperilaku sama. Kalian mengenal pribadi seperti apakah aku. Aku akan tetap mengenakan jaket biru dongker itu, akan memperhatikan kalian tumbuh dewasa, bersyukur melihat kalian semakin akrab dengan teman baru kalian. Dan melihat kalian perlahan melupakan ini semua. Berlebihankah? Tapi beginilah aku, bukan aku yang meminta Tuhan memberikan sifat ini padaku, tapi aku bersyukur, dengan begini aku punya peran sebagai pemersatu kalian. Terima kasih untuk segalanya, percayalah kita bisa kembali bersatu tanpa kurang satu orangpun, PERCAYALAH….

22 Aug 2015

Sebulan yang telah berlalu

Assalamualaikum Wr. Wb.

Apa kabar kalian semua? Gimana sekolah barunya? Gimana kelas barunya? Gimana temen barunya? Guru barunya? Ya banyaklah ya yang baru
Udah sekitar sebulan kita menghirup nafas di kelas yang berbeda, bukan lagi di kelas dengan karpet biru:') juga bukan di kelas yang kmnya amara:') yang duduk di pojok bukan fitrah sama tonny:')
Apasih rasanya kelas baru? Jujur aja mimin masih lebih nyaman sama ExD. Suasana kelas baru bener-bener beda dari ExD. 

Selain masalah kelas, 1 bulan ini juga kita mulai ngerasain yang namanya jadi anak sma/smk. Cape kan ternyata, pulang sore, banyak tugas, ah melelahkan deh pokoknya. Di sekolah baru ini juga kita diajar sama guru-guru baru. Bukan lagi Bu Atikah, Mrs. Ninik, Bu Mila, atau Bu Marlis. Jujur aja guru-guru di kelas 9 emang bikin kangen. Entah karena cara ngajarnya, atau juga karena logatnya yang khas. Rasanya masih kangen dengerin cerita-cerita dari Bu Euis. Kangen sama tugas ngehafal verb dari Mrs. Ninik. Kangen rebuta jawab soal dari Bu Atikah. Kangen nanya soal ke Bu Mila. Kangen ngerangkum disuruh Bu Marlis. Kangen disuruh gambar sama Bu Isro. Banyak deh pokoknya.

Yang terasa berbeda lagi dari 1 bulan ini adalah kegiatan kita. Ya, kegiatan kita jadi lebih padat. Lebih melelahkan, lebih memusingkan. Dan efek dari ini adalah sulitnya kita untuk menyempatkan berkumpul lagi. Ada yang waktu luangnya hari sabtu, tapi yang mau diajak kumpul bisanya minggu. Susah kan mau kumpul-kumpul lagi:'). Tapi alhamdullilah, entah tidak disengaja atau memang izin Allah, ijazah 9.1 belum selesai. Alhasil kita setidaknya punya satu kesempatan tambahan untuk berkumpul. Kita bisa foto-foto lagi, kangen-kangenan lagi, dan masih banyak lagi. 

Selanjutnya mungkin yang paling mengganggu selama sebulan ini adalah kenangan kita yang terus terngiang. Ga jarang saya sendiri mengenang kegiatan outing class, latihan drama untuk perpisahan, dan kegiatan-kegiatan kita lainnya. Terkadang sedih kalo lagi nginget-nginget. Tapi ga jarang sambil senyum-senyum sendiri. Tapi yang jelas pasti ngerasain kangen. Alhamdullilah sekolah memfasilitasi kerinduan kita dengan membuat cd kegiatan selama perpisahan, walau harus ditebus dengan 30 ribu.

Mungkin hanya itu yang saya bisa tuliskan selama sebulan yang baru ini. Yang jelas saya berharap kita terus bisa saling menjaga komunikasi, hingga nanti kita bisa berkumpul kembali. Sukses di sekolah barunya!. Salam satu, salam ExD!

Wassalamualaikum wr.wb


20 Jul 2015

Kata anak cowok tentang 9.1 (Episode Upacara)

Assalamualaikum omnivora
Oh iya minal aidzin wal faidzin ya gaes. Maaf kalo kita banyak salah ya. Oke langsung aja ke episod kali ini, tentang upacara. Cekidot!

Upacara bendera di hari senin adalah hal yang sangat menyebalkan. Kita anak cowo kadang suka males mau upacara, kadang sering tercetus ide buat bolos upacara, tapi kita takut nanti dicek ke kelas -,-. Lagian nih ya, km 9.1 si rara kan galak, inget ga pas ada kerja kelompok mtk terus ga ikut upacara abis itu dihukum sama rara pacman emotikon. Selain itu yang bikin males upacara mungkin karena nuansa hari senin yang emang bawaannya males mulu. Terus juga kadang kita lupa bawa topi atau pake dasi atau gesper:3 tapi ini mah selow, tinggal minjem:v. Tapi kadang minjem bukan solusi, apalagi kalo minjem pacar temen. 


Pada akhirnya mau ga mau kita ikutan upacara juga, kita kalo baris maunya pada di paling belakang. Kadang juga si danu sama fitrah ikutan barisnya di kelas 9.2-_-. Karena kita kalo baris di belakang, jadi ya tau lah apa yang selalu dilakukan:3 kita berisik terus, bercanda, isengin yang didepannya, metikin daun pucuk merah yang ada di sisi kiri kita, main tanah -,- , nyipratin air AC, dorong-dorongan, ngotorin celana atau rok orang didepannya. Tapi semua itu menghilang saat bu sayuti atau pa sakur muncul:v kadang babeh getok kita:v. Kenangan waktu upacara ini bagi gua spesial ya, karena ini terjadi dalam keadaan berdiri:v tapi kita sering duduk sih kalo upacara. Yang gua inget lagi, kelas kita tuh barisnya sendirian, keliatan guru pula, kadang bu tri badai eh tri badar:3 sama bu ngatiyem yang suka liatin kita. Tapi kita mah gatau malu, jadi tetep aja bercanda. Kalo lagi upacara tuh kita suka ngeledekin osis yang lagi jaga. Selain osis kita juga ngeledekin pmr yang biasanya berdiri di deket tiang di belakang kita. Kadang kita pura-pura pingsan, kadang juga kalo ga ada orangnya kita suka bersandiwara jadi pmr~. 

Ngomongin upacara tentu gabisa lepas dari petugasnya. Di smp 1 ini petugas upacara udah digilir tiap kelas, kelas kita dapet pertama ya, karena kan 9.1. Pas kelas kita dapet bagian, kita musyawarah di kelas tentang pembagian tugasnya, pemimpinnya si fitrah, pletonnya gua, azzam, sama ryan. Danu jadi pancasila, tonny? Dia jadi pacar gua *eh. Selama latihan nih bisa dibilang kita agak dibully sama amara. Fitrah disurur makan daun apaan tau, sepatunya dikasih batulah-_- sementara gua sama azzam udah pasti dilatihnya sambil dimaki:v emang sialan tuh amara:v gua pacarin juga lu ra:v. Dengan adanya latihan upacara, kita jadi sering ijin jam pelajaran. Kadang pas latihan kita diliatin anak-anak kelas lain. 

Akhirnya jatah latihan kita abis, ya, sampai ke hari U nya *kan upacara, jadi hari U, (gapenting banget ya-_-) Upacara pun dimulai, alhamdullilah semua lancar, tapi kenapa gua ditaro di kelas 8.1 coba ah ilah. Rasanya gilirannya udah selese tuh plong ya, rasakan sensasi plong, spr*te! *lah-_- . 

Susunan acara di upacara yang paling menyebalkan adalah amanat, apalagi kalo yang amanat si pak kepsek, kalo ngomong mah 'pengumuman yang terakhir' padahal itu paling baru yang ke 2(DUA) dari 6-_-. Kalo lagi bosen nunggu amanat inilah biasanya kita pada bercanda. Terus lagi pas bagian pembacaan pancasila, kita nih sering ngerubah isi pancasila jadi tema mantan atau sakit hati, kerjaan ajam nih biasanya. Ada lagi bagian mengheningkan cinta eh cipta yang sering mendapat perlakuan sama kaya si pancasila. 

Pas bagian nyanyi bareng, kita sering nyanyi teriak-teriak squint emotikon , kaga pada malu apa. Upacara yang menyenangkan adalah upacara di sekitaran bulan januari, kenapa? Karena itu musim ujan:v lapangan banjir jadi gaada upacara:v kalo ga upacara maka kita punya waktu hampir satu jam yang bisa dipake buat ngerjain pr atau hanya sekedar main-main atau jajan:v atau nonton ....... *apasi:3 . Mungkin ga banyak sih kenangan yang terjadi di waktu upacara, tapi sadar ga kalo saat upacara adalah salah satu saat dimana kita kompak, disini kebersamaan kita berasa banget. Sedih sih gabakalan lagi upacara sebaris sama kalian-kalian:") kalian di sekolah barunya kalo upacara jangan nakal ya:"). Karena berkasannya tradisi upacara ini buat kita, jadi nanti kalo reunian gua akan ngadain upacara:v oke guys?:v sekian episode kali ini, jumpa lagi lain episod, jangn tidur malem-malem, jangan lupa sholat, aku sayang kamu.