13 Oct 2015

Jangan Baca Ini


Malam ini, sesuatu menahan kantukku, entah apa itu. Seiring dengan kantuk yang tak kunjung datang, tiba-tiba rasa rindu pada kalian mengucapkan selamat datang. Memaksaku tuk melihat lagi 'kita' dalam tangkapan kamera. Kupandangi 'kita' dalam balutan busana daerah di hari Kartini. Kulihat kebersamaan 'kita' ketika perlombaan hari kemerdekaan. Menatap 'kita' yang siap praktek menari jelang ujian nasional. Kuputar beberapa video yang sempat kuabadikan bersama kalian. Kukira ini hanya kerinduan biasa, mungkin sekedar formalitas agar tak lupa pada 'kita'. Ternyata tidak, rindu ini memaksaku beranjak, merengek padaku seraya mengajak. Menuntunku menuju sudut ruangan, sembari menyapa 'kita' dalam kenangan. Mataku mencari sesuatu. Akhirnya aku menemukannya, potret 'kita' semua di malam itu, malam dimana isak tangis menjadi pemanis. Kucoba menyebutkan nama kalian satu persatu, walau tak akan membuat kita kembali ber'satu'.

Itulah kisahku ketika bergelut dengan rindu, kadang aku bertanya-tanya apakah rindu juga menghampiri kalian?. Aku rasa tak terlalu sering, yang kulihat adalah kalian telah jauh melangkah. Menemukan titik nyaman di lingkungan baru kalian, menyimpan 'kita' dalam galian. Kalian beradaptasi, walau kadang rindu tak bisa diatasi. Kalian larut dalam kesibukan, hingga sulit untuk kembali di'satu'kan. Kalian mulai lupa, hingga tak pernah lagi menyapa. Kuucap selamat untuk kalian semua, bersama rindu yang kubawa menua. Senang melihat kalian tumbuh dewasa, membawa harapan melintasi masa. Senang kalian punya teman baru, melepaskanku bersama tangis yang menderu. Senang kalian tak lagi terkekang oleh 'kita', berjalan kedepan sembari menata.

Berjanjilah satu hal padaku, suatu saat kita akan berkumpul dan menceritakan pengalaman kita masing-masing. Satu lagi, bisakah kalian luangkan sedikit waktu untuk 'kita'? Sulit ya? Baiklah, aku tau kalian memang sibuk. Tentu saja kegiatan ekskul lebih bermanfaat daripada bertemu teman lama bukan? Apakah pada kalender kalian tak ada satu saja angka yang berwarna merah? Aku tau jadwal kalian begitu padat, tentu saja 5 menit untuk kegiatan kalian akan lebih berharga dibandingkan dihabiskan dengan teman lama. Tak apa, dewasa hampir kita pijak, jadi kita sikapi ini dengan bijak. Bukan kalian yang salah, tapi akulah yang memang tak punya kesibukan. Lakukan apa yang kalian suka, jangan berlarut dalam duka. Belajarlah lebih giat, awali semua dengan niat. Pertahankan prestasi kalian. Tekuni ekskul kalian. Aku senang pernah mengenal kalian. Aku bangga pernah ada 'kita'. Hei, bukankah kubilang jangan membaca ini? Berhentilah membaca ini, berhentilah mengingat 'kita'. Lupakan tentang 'kita'. Ijinkan aku berhenti menulis tentang 'kita', sebab aku tau kalian tak lagi butuh, sebab 'kita' tak lagi utuh. Selamat tinggal.