Selamat Tahun Baru
2016 Masehi, semoga kau menjadi pendampingku suatu saat nanti ~
Tahun Baru, mereka berkata harus
diiringi semangat baru. Entahlah, kurasa aku hanya bisa berpasrah. Bagaimana
bisa aku memiliki semangat baru, jika itu hanya akan mengingatkanku
padamu? Sekumpulan makhluk teraneh yang
pernah aku temukan. Menghuni ruangan yang penuh sesak dengan kenangan.
Beralaskan rindu, beratapkan kasih sayang.
Kau lihat langit
itu? Langit malam yang disesaki kembang api yang saling berkejaran.
Berlomba-lomba merajut warna agar malam tak lagi terlihat suram. Kemudian,
kembang api itu meledakkan kolaborasi indah antara warna dan cahaya membentuk
lukisan yang elok tak terkira. Bahkan, rembulan dan konstelasi bintang pun
menyembul dengan malu-malu akibat intimidasi yang ditimbulkan lukisan itu.
Ah, indahnya.
Andai hatiku seramai itu, aku pasti tidak akan mengurung diri dalam kamar
akibat jarum kasat mata yang perlahan menyulam rindu. Sulaman yang sukar untuk
diurai, perlahan merambat menuju pelupuk mengakibatkan airnya menggenang dan
jatuh berurai.
Kupandangi untuk
kesekian kali, hasil fotografi pada hari terakhir kita merasa saling memiliki. Walaupun
tahun telah berganti, namun hatiku masih saja sulit untuk melupakanmu hingga
kini. Busana Kebaya mendominasi pigura berusaha mengucilkan Busana Batik yang
hanya segelintir pemakainya. Diiringi musikalisasi Ingatlah Hari Ini, kita mulai bernyanyi menghibur audiens yang memiliki tempat spesial di relung hati.
Kawan dengarlah yang
akan aku katakan
Ya, kawan, tolong
dengarlah. Aku sangat merindukan kalian. Begitu besarnya hingga tak dapat
dibendung hatiku yang sudah terlalu remuk. Hanya kalian yang ingin kusapa dalam
setiap nestapa. Namun, apa daya? Waktu tak berkenan kalau kita terus bersama.
Tentang dirimu setelah selama ini
Semua canda
tawamu masih terekam dalam memori. Namun, aku tak memiliki cukup keberanian
untuk memutar ulang, khawatir debu-debu mikroskopik datang menyerang.
Ternyata kepalamu akan selalu botak
Eh, kamu kayak Gorilla
Cobalah kamu ngaca itu bibir balapan
Daripada gigi lu kayak Kelinci
Yang ini udah gendut suka marah-marah
Kau cacing kepanasan
Ingat momen itu,
kawan? Momen dimana kita saling mencela, namun tak pernah ada luka yang hadir
setelahnya. Hanya tawa, tanpa duka.
Tapi ku tak perduli
Kau selalu dihati
Aku selalu
berusaha, sampai kapanpun kalian tak akan kulupa. Bagaimana aku bisa lupa,
sementara nama kalian masih terukir dengan indahnya?
Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Dapatkah kubunuh
rasa ini? Agar tak ada lagi sesak, setiapkali waktu kembali berdetak. Sebab,
barisan waktu hanya akan menumbuhkan luka baru, tanpa orang-orang sadari itu.
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini
Aku tahu,
permintaanku memang egois. Tapi, tolonglah, sisakan saja ruang dalam memorimu
itu untuk mengenang momen pilu itu. Setidaknya, kenanglah ‘KITA’. Bagaimanapun juga, kita pernah saling menuai rindu yang
sama. Pernah saling merajut asa dalam diam. Bahkan, beberapa dari kita pernah
saling memperjuangkan, walau akhirnya memutuskan untuk saling melepaskan.
Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku
Tunggu, benarkah?
Benarkah dengan mengingat teman, rasa sepi ini bisa tersembuhkan? Bukannya
hanya akan memperparah kondisi yang ada? Entahlah, pertanyaan yang butuh
kepastian justru selalu datang di saat yang salah.
Don’t you worry just be happy
Temanmu disini
Ah, ya. Tentu
saja. Aku selalu memiliki kalian dalam diam.
Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini
Ah, sial.
Ternyata, membendung sungai di kelopak mata lebih sulit dari apa yang
diperkira.
Don’t you worry don’t be angry
Mending happy-happy
Entahlah. Aku tak
tahu apa aku masih bisa bahagia dengan ketidakhadiran kalian. Memang, teman
baruku di SMA itu asyik, tapi tak ada yang bisa membuatku nyaman seperti
kalian. Tak ada lagi yang bisa membuatku
tertawa lepas. Takkan pernah ada lagi.
Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini
Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini
Kini, aku harus
berpindah. Aku akan meniti rindu yang baru, bersama teman-teman baruku. Yah,
setidaknya aku harus mencoba, bukan? Aku tidak bisa terus berdiam dimasa lalu,
sebab waktu tak mengizinkanku. Namun, itu bukan berarti kalian akan kulupakan.
Aku akan berjuang sekuat tenaga untuk tidak melupakan kalian. Aku hanya
berharap, kalian juga akan berjuang bersamaku. Seperti yang diucapkan Thorin
dalam film The Hobbit : The Battle of The Five Armies,
“Will
You Follow Me, One Last Time?”
Farewell, guys. Farewell, but not forever.
And, I just want you to know, that I love people I can be weird with. People
like you, guys.
No comments:
Post a Comment