31 Dec 2015

Setitik Tinta untuk Cerita yang Telah Usai

Selamat Tahun Baru 2016 Masehi, semoga kau menjadi pendampingku suatu saat nanti ~
Tahun Baru, mereka berkata harus diiringi semangat baru. Entahlah, kurasa aku hanya bisa berpasrah. Bagaimana bisa aku memiliki semangat baru, jika itu hanya akan mengingatkanku padamu?  Sekumpulan makhluk teraneh yang pernah aku temukan. Menghuni ruangan yang penuh sesak dengan kenangan. Beralaskan rindu, beratapkan kasih sayang.
Kau lihat langit itu? Langit malam yang disesaki kembang api yang saling berkejaran. Berlomba-lomba merajut warna agar malam tak lagi terlihat suram. Kemudian, kembang api itu meledakkan kolaborasi indah antara warna dan cahaya membentuk lukisan yang elok tak terkira. Bahkan, rembulan dan konstelasi bintang pun menyembul dengan malu-malu akibat intimidasi yang ditimbulkan lukisan itu.
Ah, indahnya. Andai hatiku seramai itu, aku pasti tidak akan mengurung diri dalam kamar akibat jarum kasat mata yang perlahan menyulam rindu. Sulaman yang sukar untuk diurai, perlahan merambat menuju pelupuk mengakibatkan airnya menggenang dan jatuh berurai.
Kupandangi untuk kesekian kali, hasil fotografi pada hari terakhir kita merasa saling memiliki. Walaupun tahun telah berganti, namun hatiku masih saja sulit untuk melupakanmu hingga kini. Busana Kebaya mendominasi pigura berusaha mengucilkan Busana Batik yang hanya segelintir pemakainya. Diiringi musikalisasi Ingatlah Hari Ini, kita mulai bernyanyi menghibur audiens  yang memiliki tempat spesial di relung hati.

Kawan dengarlah yang akan aku katakan

Ya, kawan, tolong dengarlah. Aku sangat merindukan kalian. Begitu besarnya hingga tak dapat dibendung hatiku yang sudah terlalu remuk. Hanya kalian yang ingin kusapa dalam setiap nestapa. Namun, apa daya? Waktu tak berkenan kalau kita terus bersama.

Tentang dirimu setelah selama ini

Semua canda tawamu masih terekam dalam memori. Namun, aku tak memiliki cukup keberanian untuk memutar ulang, khawatir debu-debu mikroskopik datang menyerang.

Ternyata kepalamu akan selalu botak
Eh, kamu kayak Gorilla
Cobalah kamu ngaca itu bibir balapan
Daripada gigi lu kayak Kelinci
Yang ini udah gendut suka marah-marah
Kau cacing kepanasan

Ingat momen itu, kawan? Momen dimana kita saling mencela, namun tak pernah ada luka yang hadir setelahnya. Hanya tawa, tanpa duka.

Tapi ku tak perduli
Kau selalu dihati

Aku selalu berusaha, sampai kapanpun kalian tak akan kulupa. Bagaimana aku bisa lupa, sementara nama kalian masih terukir dengan indahnya?

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini

Dapatkah kubunuh rasa ini? Agar tak ada lagi sesak, setiapkali waktu kembali berdetak. Sebab, barisan waktu hanya akan menumbuhkan luka baru, tanpa orang-orang sadari itu.

Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Aku tahu, permintaanku memang egois. Tapi, tolonglah, sisakan saja ruang dalam memorimu itu untuk mengenang momen pilu itu. Setidaknya, kenanglah ‘KITA’. Bagaimanapun juga, kita pernah saling menuai rindu yang sama. Pernah saling merajut asa dalam diam. Bahkan, beberapa dari kita pernah saling memperjuangkan, walau akhirnya memutuskan untuk saling melepaskan.

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku

Tunggu, benarkah? Benarkah dengan mengingat teman, rasa sepi ini bisa tersembuhkan? Bukannya hanya akan memperparah kondisi yang ada? Entahlah, pertanyaan yang butuh kepastian justru selalu datang di saat yang salah.
               
Don’t you worry just be happy
Temanmu disini

Ah, ya. Tentu saja. Aku selalu memiliki kalian dalam diam.

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Ah, sial. Ternyata, membendung sungai di kelopak mata lebih sulit dari apa yang diperkira.

Don’t you worry don’t be angry
Mending happy-happy

Entahlah. Aku tak tahu apa aku masih bisa bahagia dengan ketidakhadiran kalian. Memang, teman baruku di SMA itu asyik, tapi tak ada yang bisa membuatku nyaman seperti kalian. Tak ada lagi  yang bisa membuatku tertawa lepas. Takkan pernah ada lagi.


Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Kamu sangat berarti 
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Kini, aku harus berpindah. Aku akan meniti rindu yang baru, bersama teman-teman baruku. Yah, setidaknya aku harus mencoba, bukan? Aku tidak bisa terus berdiam dimasa lalu, sebab waktu tak mengizinkanku. Namun, itu bukan berarti kalian akan kulupakan. Aku akan berjuang sekuat tenaga untuk tidak melupakan kalian. Aku hanya berharap, kalian juga akan berjuang bersamaku. Seperti yang diucapkan Thorin dalam film The Hobbit : The Battle of The Five Armies,

“Will You  Follow Me, One Last Time?”

 Farewell, guys. Farewell, but not forever. And, I just want you to know, that I love people I can be weird with. People like you, guys.

 Selamat malam, tolong pastikan tidak ada rindu yang bersemayam ~



-Abdullah Azzam-




13 Oct 2015

Jangan Baca Ini


Malam ini, sesuatu menahan kantukku, entah apa itu. Seiring dengan kantuk yang tak kunjung datang, tiba-tiba rasa rindu pada kalian mengucapkan selamat datang. Memaksaku tuk melihat lagi 'kita' dalam tangkapan kamera. Kupandangi 'kita' dalam balutan busana daerah di hari Kartini. Kulihat kebersamaan 'kita' ketika perlombaan hari kemerdekaan. Menatap 'kita' yang siap praktek menari jelang ujian nasional. Kuputar beberapa video yang sempat kuabadikan bersama kalian. Kukira ini hanya kerinduan biasa, mungkin sekedar formalitas agar tak lupa pada 'kita'. Ternyata tidak, rindu ini memaksaku beranjak, merengek padaku seraya mengajak. Menuntunku menuju sudut ruangan, sembari menyapa 'kita' dalam kenangan. Mataku mencari sesuatu. Akhirnya aku menemukannya, potret 'kita' semua di malam itu, malam dimana isak tangis menjadi pemanis. Kucoba menyebutkan nama kalian satu persatu, walau tak akan membuat kita kembali ber'satu'.

Itulah kisahku ketika bergelut dengan rindu, kadang aku bertanya-tanya apakah rindu juga menghampiri kalian?. Aku rasa tak terlalu sering, yang kulihat adalah kalian telah jauh melangkah. Menemukan titik nyaman di lingkungan baru kalian, menyimpan 'kita' dalam galian. Kalian beradaptasi, walau kadang rindu tak bisa diatasi. Kalian larut dalam kesibukan, hingga sulit untuk kembali di'satu'kan. Kalian mulai lupa, hingga tak pernah lagi menyapa. Kuucap selamat untuk kalian semua, bersama rindu yang kubawa menua. Senang melihat kalian tumbuh dewasa, membawa harapan melintasi masa. Senang kalian punya teman baru, melepaskanku bersama tangis yang menderu. Senang kalian tak lagi terkekang oleh 'kita', berjalan kedepan sembari menata.

Berjanjilah satu hal padaku, suatu saat kita akan berkumpul dan menceritakan pengalaman kita masing-masing. Satu lagi, bisakah kalian luangkan sedikit waktu untuk 'kita'? Sulit ya? Baiklah, aku tau kalian memang sibuk. Tentu saja kegiatan ekskul lebih bermanfaat daripada bertemu teman lama bukan? Apakah pada kalender kalian tak ada satu saja angka yang berwarna merah? Aku tau jadwal kalian begitu padat, tentu saja 5 menit untuk kegiatan kalian akan lebih berharga dibandingkan dihabiskan dengan teman lama. Tak apa, dewasa hampir kita pijak, jadi kita sikapi ini dengan bijak. Bukan kalian yang salah, tapi akulah yang memang tak punya kesibukan. Lakukan apa yang kalian suka, jangan berlarut dalam duka. Belajarlah lebih giat, awali semua dengan niat. Pertahankan prestasi kalian. Tekuni ekskul kalian. Aku senang pernah mengenal kalian. Aku bangga pernah ada 'kita'. Hei, bukankah kubilang jangan membaca ini? Berhentilah membaca ini, berhentilah mengingat 'kita'. Lupakan tentang 'kita'. Ijinkan aku berhenti menulis tentang 'kita', sebab aku tau kalian tak lagi butuh, sebab 'kita' tak lagi utuh. Selamat tinggal.

29 Aug 2015

PERCAYALAH

Expone Direction, atau orang menyebutnya ExD, atau juga Expone. Apapun itu, sebutan itu mengarah kepada kelas 9.1 angkatan 2014-2015. Expone Direction bukan sebuah perkumpulan, juga bukan komunitas, tapi Expone Direction adalah sebuah keluarga.

Nama Expone Direction tercipta oleh pemikiran salah satu dari anggotanya, nama ini mengalahkan kandidat yang lainnya. Nyatanya, nama ini memang nama yang pantas. Mencerminkan atau lebih tepatnya mendoakan agar anggotanya menjadi seperti rangkain kata yang menyusunnya. Ya, 'Executive People of Nine One Diligent Relative and Love Action'. Selain itu, nama ini juga terdengar indah di telinga, nikmat diucapkan lewat mulut. Nama ini pula yang hingga kini membungkus memori-memori indah di kelas berkarpet biru maupun di gedung bercat hijau.

Expone Direction, anggotanya dapat dipastikan dari mulai absen Abdullah Azzam hingga Zhafira Rishanida Azizah. Anggota Expone Direction dahulunya bisa diketahui lewat tanda merah bertuliskan angka 1 di lengan kiri seragamnya. Namun, kini tak lagi, anggotanya telah menggunakan tanda pengenal yang berbeda-beda. Ya, mereka tak lagi seutuhnya ber'satu'. Anggota Expone kini dapat dikenali lewat jaket biru dongker dengan paduan warna putih. Jaket beruliskan 'EXPONE DIRECTION' pada bagian punggungnya, serta nama dan angka 91 pada dada kirinya. Namun, jaket ini bukanlah cara mengenali anggotanya. Sebab tak seluruhnya mengenakan jaket ini setiap saat. Atau mungkin ada yang lebih memilih mengenakan jaket lain yang lebih trendy tentunya.

Expone Direction, dahulu mereka bersarang di suatu ruangan kelas berkarpet biru dan mempunyai ruangan tambahan. Kelas mereka terpisah dari kelas lainnya. Dahulu, mereka kerap bersendau gurau di kelas mereka kala sang pengajar tak menampakkan bayangnya. Sebagian bertukar cerita, sebagian menambah ilmu, sebagian lagi menendang benda bundar bernama bola. Ruangan ini menjadi latar bagi ribuan memori indah yang tercipta. Ruangan yang dihiasi oleh dua pendingin udara, peta dunia di tembok belakang, dan perlengkapan kelas di tembok kanan kirinya. Ruangan tambahan bernama gudang yang menjadi tempat bermacam fungsi. Ruangan yang diisi beberapa bangku yang tak menemukan pasangannya, tumpukan barang bekas, serta debu saksi bisu segala kejadian. Di hari kamis, ruangan ini beralih fungsi menjadi ruang ganti, di hari lain, ruangan ini difungsikan sesuai kondisi. Tak jarang tempat ini menggelar konser pelepas resah. Beberapa anak menyanyikan lagu dan beberapa lagi membunyikan benda yang bernada indah. Indah, sayang tak sempat terabadikan.

Expone Direction, dahulu mereka semua akrab. Tapi kini, perlahan satu persatu anggotanya telah menemukan teman baru. Ya, memang begitu seharusnya kehidupan manusia, harus bisa beradaptasi. Tapi bagiku yang ditakdirkan sulit beradaptasi, melihat mereka akrab dengan orang lain bukanlah hal mudah. Kadang begitu serunya hal yang mereka lakukan, hingga ia seakan tak pernah mengenalku kala ku muncul. Tak masalah, sekali lagi itu memang keharusan manusia. Tapi apakah harus begini? Lalu apa hanya aku yang merasakan perubahan mereka?. Kuharap hanya aku, sebab aku tak ingin yang lain merasakan hal ini. Kucoba ikhlas,walau perihku masih berbekas.

Expone Direction, dahulu mereka saling berjumpa setiap hari. Bertukar kabar, bahkan bertukar tugas, bahkan bertukar rasa. Tapi kini, pertemuan menjadi hal yang sangat mahal bagi mereka. Kepadatan jadwal mereka, membatasi waktu yang tersisa. Sebagian sibuk dengan tugas-tugasnya, sebagian lagi sibuk dengan prakteknya. Saat sebagian punya waktu luang, sebagian lagi bahkan tak punya peluang. Sulitnya mengadakan pertemuan, membuat hati menimbun rindu. Kadang, walau hanya bertemu di perjalanan, namun terasa begitu melegakan. Beruntung surat kelulusan belumlah sempurna. Ia butuh bekas ketiga jari kita, ya, inilah kesempatan mereka untuk berkumpul. Namun, tetap saja, satu-dua orang dari mereka tak tiba diwaktu yang sama. Tak apa, setidaknya masih ada saat pengambilan ijazah. Nyatanya, sama saja, kesibukan yang tak mungkin ditinggalkan memaksa sebagiannya tak sanggup hadir di hari yang sama. Tak apa, tunggu, sadarkah ini adalah kemungkinan terakhir kita bertemu? Kemungkinan terakhir kalinya kita semua berkumpul. Selepas ini, dapat dipastikan kalian akan semakin sibuk dengan pendidikan kalian, dan entah kapan tersisa waktu untuk kita kembali bersama.



Expone Direction, selepas ini, mereka akan semakin sibuk dengan pelajaran. Semakin teribukkan oleh tugas. Semakin akrab dengan teman barunya. Semakin nyaman dengan kelas barunya. Dan semakin lupa kalau mereka pernah bersama. Kelak, cepat atau lambat, mereka akan lupa arti dari ‘EXPONE DIRECTION”. Akan semakin jarang menggunakan jaket biru dongker. Akan semakin jarang memandang foto perpisahan atau menonton dvd perpisahan. Dan aku, aku tak bisa berperilaku sama. Kalian mengenal pribadi seperti apakah aku. Aku akan tetap mengenakan jaket biru dongker itu, akan memperhatikan kalian tumbuh dewasa, bersyukur melihat kalian semakin akrab dengan teman baru kalian. Dan melihat kalian perlahan melupakan ini semua. Berlebihankah? Tapi beginilah aku, bukan aku yang meminta Tuhan memberikan sifat ini padaku, tapi aku bersyukur, dengan begini aku punya peran sebagai pemersatu kalian. Terima kasih untuk segalanya, percayalah kita bisa kembali bersatu tanpa kurang satu orangpun, PERCAYALAH….

22 Aug 2015

Sebulan yang telah berlalu

Assalamualaikum Wr. Wb.

Apa kabar kalian semua? Gimana sekolah barunya? Gimana kelas barunya? Gimana temen barunya? Guru barunya? Ya banyaklah ya yang baru
Udah sekitar sebulan kita menghirup nafas di kelas yang berbeda, bukan lagi di kelas dengan karpet biru:') juga bukan di kelas yang kmnya amara:') yang duduk di pojok bukan fitrah sama tonny:')
Apasih rasanya kelas baru? Jujur aja mimin masih lebih nyaman sama ExD. Suasana kelas baru bener-bener beda dari ExD. 

Selain masalah kelas, 1 bulan ini juga kita mulai ngerasain yang namanya jadi anak sma/smk. Cape kan ternyata, pulang sore, banyak tugas, ah melelahkan deh pokoknya. Di sekolah baru ini juga kita diajar sama guru-guru baru. Bukan lagi Bu Atikah, Mrs. Ninik, Bu Mila, atau Bu Marlis. Jujur aja guru-guru di kelas 9 emang bikin kangen. Entah karena cara ngajarnya, atau juga karena logatnya yang khas. Rasanya masih kangen dengerin cerita-cerita dari Bu Euis. Kangen sama tugas ngehafal verb dari Mrs. Ninik. Kangen rebuta jawab soal dari Bu Atikah. Kangen nanya soal ke Bu Mila. Kangen ngerangkum disuruh Bu Marlis. Kangen disuruh gambar sama Bu Isro. Banyak deh pokoknya.

Yang terasa berbeda lagi dari 1 bulan ini adalah kegiatan kita. Ya, kegiatan kita jadi lebih padat. Lebih melelahkan, lebih memusingkan. Dan efek dari ini adalah sulitnya kita untuk menyempatkan berkumpul lagi. Ada yang waktu luangnya hari sabtu, tapi yang mau diajak kumpul bisanya minggu. Susah kan mau kumpul-kumpul lagi:'). Tapi alhamdullilah, entah tidak disengaja atau memang izin Allah, ijazah 9.1 belum selesai. Alhasil kita setidaknya punya satu kesempatan tambahan untuk berkumpul. Kita bisa foto-foto lagi, kangen-kangenan lagi, dan masih banyak lagi. 

Selanjutnya mungkin yang paling mengganggu selama sebulan ini adalah kenangan kita yang terus terngiang. Ga jarang saya sendiri mengenang kegiatan outing class, latihan drama untuk perpisahan, dan kegiatan-kegiatan kita lainnya. Terkadang sedih kalo lagi nginget-nginget. Tapi ga jarang sambil senyum-senyum sendiri. Tapi yang jelas pasti ngerasain kangen. Alhamdullilah sekolah memfasilitasi kerinduan kita dengan membuat cd kegiatan selama perpisahan, walau harus ditebus dengan 30 ribu.

Mungkin hanya itu yang saya bisa tuliskan selama sebulan yang baru ini. Yang jelas saya berharap kita terus bisa saling menjaga komunikasi, hingga nanti kita bisa berkumpul kembali. Sukses di sekolah barunya!. Salam satu, salam ExD!

Wassalamualaikum wr.wb


20 Jul 2015

Kata anak cowok tentang 9.1 (Episode Upacara)

Assalamualaikum omnivora
Oh iya minal aidzin wal faidzin ya gaes. Maaf kalo kita banyak salah ya. Oke langsung aja ke episod kali ini, tentang upacara. Cekidot!

Upacara bendera di hari senin adalah hal yang sangat menyebalkan. Kita anak cowo kadang suka males mau upacara, kadang sering tercetus ide buat bolos upacara, tapi kita takut nanti dicek ke kelas -,-. Lagian nih ya, km 9.1 si rara kan galak, inget ga pas ada kerja kelompok mtk terus ga ikut upacara abis itu dihukum sama rara pacman emotikon. Selain itu yang bikin males upacara mungkin karena nuansa hari senin yang emang bawaannya males mulu. Terus juga kadang kita lupa bawa topi atau pake dasi atau gesper:3 tapi ini mah selow, tinggal minjem:v. Tapi kadang minjem bukan solusi, apalagi kalo minjem pacar temen. 


Pada akhirnya mau ga mau kita ikutan upacara juga, kita kalo baris maunya pada di paling belakang. Kadang juga si danu sama fitrah ikutan barisnya di kelas 9.2-_-. Karena kita kalo baris di belakang, jadi ya tau lah apa yang selalu dilakukan:3 kita berisik terus, bercanda, isengin yang didepannya, metikin daun pucuk merah yang ada di sisi kiri kita, main tanah -,- , nyipratin air AC, dorong-dorongan, ngotorin celana atau rok orang didepannya. Tapi semua itu menghilang saat bu sayuti atau pa sakur muncul:v kadang babeh getok kita:v. Kenangan waktu upacara ini bagi gua spesial ya, karena ini terjadi dalam keadaan berdiri:v tapi kita sering duduk sih kalo upacara. Yang gua inget lagi, kelas kita tuh barisnya sendirian, keliatan guru pula, kadang bu tri badai eh tri badar:3 sama bu ngatiyem yang suka liatin kita. Tapi kita mah gatau malu, jadi tetep aja bercanda. Kalo lagi upacara tuh kita suka ngeledekin osis yang lagi jaga. Selain osis kita juga ngeledekin pmr yang biasanya berdiri di deket tiang di belakang kita. Kadang kita pura-pura pingsan, kadang juga kalo ga ada orangnya kita suka bersandiwara jadi pmr~. 

Ngomongin upacara tentu gabisa lepas dari petugasnya. Di smp 1 ini petugas upacara udah digilir tiap kelas, kelas kita dapet pertama ya, karena kan 9.1. Pas kelas kita dapet bagian, kita musyawarah di kelas tentang pembagian tugasnya, pemimpinnya si fitrah, pletonnya gua, azzam, sama ryan. Danu jadi pancasila, tonny? Dia jadi pacar gua *eh. Selama latihan nih bisa dibilang kita agak dibully sama amara. Fitrah disurur makan daun apaan tau, sepatunya dikasih batulah-_- sementara gua sama azzam udah pasti dilatihnya sambil dimaki:v emang sialan tuh amara:v gua pacarin juga lu ra:v. Dengan adanya latihan upacara, kita jadi sering ijin jam pelajaran. Kadang pas latihan kita diliatin anak-anak kelas lain. 

Akhirnya jatah latihan kita abis, ya, sampai ke hari U nya *kan upacara, jadi hari U, (gapenting banget ya-_-) Upacara pun dimulai, alhamdullilah semua lancar, tapi kenapa gua ditaro di kelas 8.1 coba ah ilah. Rasanya gilirannya udah selese tuh plong ya, rasakan sensasi plong, spr*te! *lah-_- . 

Susunan acara di upacara yang paling menyebalkan adalah amanat, apalagi kalo yang amanat si pak kepsek, kalo ngomong mah 'pengumuman yang terakhir' padahal itu paling baru yang ke 2(DUA) dari 6-_-. Kalo lagi bosen nunggu amanat inilah biasanya kita pada bercanda. Terus lagi pas bagian pembacaan pancasila, kita nih sering ngerubah isi pancasila jadi tema mantan atau sakit hati, kerjaan ajam nih biasanya. Ada lagi bagian mengheningkan cinta eh cipta yang sering mendapat perlakuan sama kaya si pancasila. 

Pas bagian nyanyi bareng, kita sering nyanyi teriak-teriak squint emotikon , kaga pada malu apa. Upacara yang menyenangkan adalah upacara di sekitaran bulan januari, kenapa? Karena itu musim ujan:v lapangan banjir jadi gaada upacara:v kalo ga upacara maka kita punya waktu hampir satu jam yang bisa dipake buat ngerjain pr atau hanya sekedar main-main atau jajan:v atau nonton ....... *apasi:3 . Mungkin ga banyak sih kenangan yang terjadi di waktu upacara, tapi sadar ga kalo saat upacara adalah salah satu saat dimana kita kompak, disini kebersamaan kita berasa banget. Sedih sih gabakalan lagi upacara sebaris sama kalian-kalian:") kalian di sekolah barunya kalo upacara jangan nakal ya:"). Karena berkasannya tradisi upacara ini buat kita, jadi nanti kalo reunian gua akan ngadain upacara:v oke guys?:v sekian episode kali ini, jumpa lagi lain episod, jangn tidur malem-malem, jangan lupa sholat, aku sayang kamu.

19 Jul 2015

DEFINITION OF BRIDGE, REPEATER, GATEWAY, ROUTER & BROUTER (NETWORK)

BRIDGE



Bridge is a network component that is used to extend the network or create a network segment. Network bridge operates at the data link layer of the OSI model. The bridge can also be used to combine two different network media, as well as between media cable  Unshielded Twisted-Pair (UTP) with an optical fiber cable or two different network architectures, as well as between Token Ring and Ethernet. The bridge will make the signal transmitted by a sender but does not do the conversion of the protocol, so that the two network segments connected to the bridge, there must be the same network protocol (such as TCP / IP).

REPEATER



Repeater is a station to receive the incoming signal and sends it back at a different frequency. The main objective is to extend the reach of repeater operation of the mobile station, or stations in low areas or in remote areas where communications simplex is usually not possible. Also can be used as a contact channel call before switching to a simplex frequency. 

GATEWAY



Gateway is a device used to connect a computer network with one or more computer networks that use different communication protocols so that information from a computer network can be given to other computer networks of different protocol. The definition is the definition of gateway that first. Concomitant by widespread internet gateway definitions often shifted. Not infrequently beginners equate "gateway" to the "router" that is actually not true.

ROUTER



A router is a device that sends data packets through a network or the Internet to the destination, through a process known as routing. The process of routing occurs at layer 3 (network layer such as Internet Protocol) of the protocol stacks (protocol stack) seven-layer OSI model.

BROUTER



A network interface that combines the functions Router and Bridge. This tool set passage of the data in accordance with the protocol used and bridges all other data traffic.

Memoriam of EXPONE DIRECTION

Dua tahun sudah kita berteman. Haha yaa.. karna kita berteman sejak kelas 8. Gue akan cerita sedikit. Pertama kali gue masuk kelas kalian, gue serasa kayak mimpi. Gue ngga pernah kepikiran bisa masuk kelas “billingual”. Waktu itu, gue cuman kepikiran, “paling mentok-mentok juga 8.2. 8.1 kan, isinya anak 7.1 semua.” Itu yg ada di otak gue. Tapi, waktu hari penentuan kelas, gue muter-muter dari 8.2 – 8.10 buat nyari nama gue, tapi ngga ada. waktu itu gue sempet “mau” nangis, karena temen-temen gue, udah pada dapet kelas. Disitu gue berpikir, “Apa nama gue ketinggalan? Apa gurunya lupa ngetik?” gue bingung, gue frustasi. Akhirnya Ranti bilang, “coba sal ke 8.1” gue ngga percaya. tapi akhirnya, dia, sama temen gue satu lagi, nganterin gue ke 8.1. di kaca jendela, ada kertas ditempel yg isinya nama anak-anak yg masuk kelas itu. Gue cari nama gue, dan ternyata ada. gue seneng + sedih. Senengnya, karena gue bisa masuk kelas yang yaa bisa dibilang “eksekutif”. Tapi gue juga sedih, karena anak-anak di kelas itu, kalo ngga dari 7.1, ya 7.2. dan gue, 7.9 sendiri. Dan gue juga takut karena katanya anak-anak di kelas itu kalo ngomong sehari-hari pake b. Inggris, apalagi pas baru dateng, gue liat farine nyuruh anak-anak yg lagi nyapu dan dia ngomong pake b.inggris. di situ gue tambah deg-degan.

Di 8.1, gue pertama kali kenalan sama farine. Waktu dia ngenalin diri ke gue sama hanna. Besoknya, gue kenalan sama “geng”nya dissa wkwk. Gue masih inget banget, waktu dissa lagi ngenalin okti, tiba-tiba tangannya okti kejepit meja haha (ngga lucu ya?) Hari-hari gue laluin dikelas itu. Saat itu, gue ngerasa kayak hidup sebatang kara, ngga punya temen. Sempet kepikiran buat pindah dari kelas itu. Tapi lama kelamaan, gue justru betah belajar di kelas itu. Di kelas 8, kita semua duduk berkelompok. Mungkin ada yg masih inget waktu itu duduk sama siapa aja? Kalo gue, duduk samaa.. kasih tau ngga yaa? Dissa, lala, pebi, hae, mba yuni, gue, kita bersatu dalam The Bhontodz (maap kalo terdengar menjijikan:'v wkwk) Kita duduk paling belakang dan dipojokan-_- kalo ada guru yg nulis di papan tulis, kita sering maju mundur cantik karena ngga keliatan. Duduk berkelompok tidak berlangsung lama. Gue lupa setelah itu kita duduk model apa. Tapi yg gue inget, kita masih duduk diatas kursi. Kelas 8 berlalu. Di kelas ini, gue ngerasain betapa indahnya jadi 4L@Y3R5 (yg bisa baca berarti alay wkwk.

Di kelas 9, gue masih ada di kelas yg sama, tapi dengan teman-teman yg berbeda. Tapi, justru di kelas ini, kebersamaan dan kekompakannya lebih terasa. Kita juga dibimbing oleh wali kelas yang “sunda banget”. Kita ketawa bareng, nangis bareng (apalagi paling sering sama bu euis), dan kayaknya semuanya kita lakuin bareng (kecuali mandi lho ya). Di kelas 9, kita ngga punya waktu banyak. Karena hanya sekitar 6-7 bulan kita sama-sama. Walaupun sebentar, tapi kita sudah menorehkan beberapa kenangan yang lebih indah daripada kenangan bersama mantan #seretajam. 
Jam 11 kita balik ke kamar masing-masing. Tapi ada juga yg nyari makan, ada yg gedor-gedor pintu (kecuali kamar 121, anteng:V) dan mungkin ada yg begadang. Paginya kita menuju floating market, surganya makanan:v kita berpencar keliling keliling floating market, tapi hati kita ngga pernah mencar,- selepas dari floating market, kita menuju cihampelas buat beli oleh-oleh. Balik ke bis, gue liat ada yg nenteng makanan, baju, yg belom bisa mup on cuma nenteng kenangan. Kasian yaa:’V sore itu juga, kita pulang ke bekasi. Dan tamlen, adalah tempat terakhir kita sama-sama. Makasih buat semuanya. Selama 2thn ini, kita selalu berbagi kebahagian, berbagi keceriaan, tapi ngga berbagi pacar. Mungkin gue ngga bisa ngasih kata-kata yg puitis dan romantis-romantis jijay, karna gue bukan ajam. Maaf kalau dalam tulisan gue ini ada yg typo, menjijikan, garing, atau mungkin berbau porno. Intinya, kalian selalu ada disini *megangdada (jgn yadong yaa:v) dadaaaaaaaaaaahhh


Waktu kartinian, kita masak bareng buat lomba. Classmeet yang, ah sudahlah. Sedih kalo diceritain:’v Waktu ujian praktek kita shalat dhuha, drama, renang, nyicipin segala macem rasa(IPA), kita laluin semua itu bareng-bareng, sambil ketawa bareng, sedih bareng, deg-degan bareng. Sampai akhirnya kita ujian nasional. Itu adalah tes terakhir kita di smp. Setelah itu kita tour. Nah disini ni, yg sampai saat ini ngga bisa dilupain. 

Alhamdulillah kelas kita dapet kesempatan untuk nampilin drama. Sebelum tour, kita selalu latihan. Ngakak gara-gara windy, diomelin dissa, latihan koreografi sama-sama. Dan *teng* sabtu, 16 mei 2015 kita berangkat ke bandung. Satu hal yg pengen gue ulang lagi adalah waktu kita di bis. Marah-marah karena macet, Dankdutan bareng, diliatin orang, mintain makanan ke temen-temen (itusih gue:V) Kalo inget hal itu, gue selalu pengen hal itu diulang lagi. Sampai di bandung ngga sesuai dengan perkiraan, yg katanya jam 11 tapi ternyata setengah 4 sore-_- capek memang. Tapi lebih capek nungguin dia:’v #ajammanayaa. 

Sekitar pukul 7 malam, kita memasuki aula. Di dalam aula itu, kita semua mengenang masa-masa dari kita mos, sampai akhirnya akan pisah. Di aula itu juga, kita menyadari kesalahan-kesalahan kita pada bapak&ibu guru, pada orang tua kita, pada teman-teman kita, dan pada para mantan (yg terakhir boong:v) kita menampilkan drama yg telah kita persiapkan beberapa hari sebelumnya. Sedih, nyesek, tapi ngga berdarah, itu yg gue rasain pas nyanyi, “kamu sangat berarti, istimewa dihati, selamanya rasa ini. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini.”

14 Jul 2015

Kata Anak Cowok Tentang "9.1" (episode futsal)

Assalamualaikum, Apa kabar yang lagi baca ini? Semoga sehat terus ya. Lewat tulisan ini, gua pengin ngeluarin apa yang gua rasain tentang kelas 9, dari sudut pandang gua pastinya. 

Dan untuk episode ini, gua akan bahas tentang futsal. oke langsung aja kita mulai.Cerita tentang futsal di kelas 9 semuanya berawal disaat kelas 9.1 diajakin futsal sama 9.2. Mungkinkah 6 orang yang macem-macem rasanya bisa ngelawan 12 orang yang udah gua tau sendiri kaya gimana?. Yaelah woles kali, futsal kan 5 vs 5 -,-. Akhirnya kita jadi ngadu, awalnya gua ngerasa aneh gitu ya ngelawan bekas temen sendiri secara serius. Dan dari itu, gua tau apa yang dirasain ronaldo saat lawan MU, atau morata saat lawan madrid. 9.2 punya Mpri alias Budi, ya dia ngeriin emang, apalagi buat gua yang posisinya kiper, tapi gua selalu ngejagain selangkangan gua biar ga kegebok, kalo kegebok budi di bagian itu, aduh mules semalemam gua. Di pertandingan ini, ga disangka 9.1 menang, ya selisih 2 atau 3 waktu itu, karena menang, kita pun ga bayar. Setelah pertandingan ini, kita jadi sering main futsal, paling sering sih sama 8.2. Kelas kita cuma pernah kalah sekali doang sama mereka. 

Entah kenapa gua paling seneng kalo main sama mereka, mungkin karena ada agil kali ya, ya dia kan mantannya kancut juga-_- dia pake nomer punggung 89, apa maksudnya-_- tanggal 8 bulan 9 ha? Ngeledek tuh anak, emang sih dia suka ngeledek gua, tapi aslinya dia baik kok. Eh kenapa jadi ngomongin agil. Selain 8.2, kita juga pernah lawan 8.1, cintanya*eh sayangnya) kita kalah, gua sempet ngegolin di pertandingan itu. Seiring berjalannya waktu, formasi baku 9.1 mulai terbentuk. Fitrah 'Jirut' Hudzaifah yang mirip kaya Oliviert Giroud ini posisinya di depan, dia punya tendangan yang subhannallah kencengnya, tapi sayang akurasinya agak kurang. Di belakang fitrah kita punya Danu 'Janujaj' Asmara, ya dia sih kalo main kebanyakan gocek, maruk lagi, kadang mah jago kadang beler banget mainnya. Kita juga punya Ryan, entah apa julukannya, tapi dia bisa dibilang pengatur permainannya disini. Ada juga Tonny 'Tamvan' Wahyuaji, si manis dari marga wahyuaji ini pekerja keras, dia bisa main di tengah, kadang juga jadi bek tangguh, kadang dia jadi kiper, tapi kadang maju gamau turun. Satu lagi kita punya Abdullah 'Among' Azzam, dia ini bek yang bener-bener tangguh, susah dilewatin. Sayangnya dia kadang ga ikut main. Apa? Gaada nama gua? Lu ga perlu tau gua jadi apa, yang perlu lu tau adalah gua sayang samalu. Yang ditunggu dari akhir semester bagi kami adalah classmeet. 

Classmeet kali ini kita bener-bener dibodo amatin sama kelas lain, karena kita cuma ber 6. Di undian, kita tetep kena kutukan lawan kelas terakhir, ya kita lawan 9.13. Sebelum classmeet tentunya kita ngomongin mau pake baju apa.Kita sepakat buat pake jersey pas kelas 8. Dan gua entah kenapa ga kapok juga, gua nawarin mau pake nomer punggung apa engga, padahal bisa dibilang ini mubazir. Akhirnya pada mau pake. Yaudah gua entah kenapa mau aja cape ngerjain kaya gituan, gua keluar duit buat beli lakban. 

Akhirnya selese juga, jadwal classmeetnya sih jam 1, tapi gua dateng dari jam 8, kan bego ya gua:v. Gua pun klontang klantung ga jelas di sekolah. Akhirnya pas udah jam 11 gua nyamper ryan, secara kan dia rumahnya paling deket dari sekolah. Abis itu gua di sekolah jadi ada temennya. Kemudian sekolahan mulai rame, anak-anak cewe mulai pada dateng. Anak cowonya? Dateng deh danu, abis itu azzam, lalu kemudian fitrah, dan yang paling terakhir adalah tonny, padahal dia ngajakin gua dateng jam 8-_-.

Pertandingan demi pertandingan pun berlangsung. Hasilnya ga terlalu mengejutkan. Nah akhirnya kelas sodara kita, 9.2 main lawan 9.10. Mereka kalah 4-1, yaampun adam entah kenapa kejebolan mulu, sementara mpri ga ada yang bantuin. Abis itu, kita ngira kalo masih ada satu pertandingan lagi sebelum kita. Tapi tiba-tiba panitia ngumumin 9.1 buat siap-siap. Lah kita pada keder, gua pun nyamperin panitianya dan minta penjelasan. Jir sok kaya kapten gua ya. Akhirnya gua dijelasin kalo bagannya ada perubahan. Yaudah deh kita main tuh. 

Begitu mau mulai, gua biasa aja, karena ini bukan pertama kalinya buat gua. Kita saling nyemangatin satu sama lain. Sorakan dari anak cewe mulai kedengeran. Dan mulai, sempet keserang beberapa kali tapi masih aman. Kita juga punya peluang lewat fitrah, sayang ga gol. Dan dalam suatu kesempatan, gua ngelempar bola jauh ke depan ke arah danu dan dia berhasil nyelesein itu jadi gol. Ya GOOOOLLLL!!!! 1-0!!! Gua ngerasa agak lega, seneng juga sih. Akhirnya babak pertama berakhir dengan skor 1-0 tadi. Tuker gawang, gua ngerasa agak ga nyaman di gawang sini, mungkin bekas mantan kali ya. Dan firasat gua bener, konsentrasi kita mulai buyar, gua kemasukan satu gol. 1-1, gua mikir kalo masih ada harapan. Tapi naas, mungkin emang bukan jodoh, kaya gua sama dia, gua kebobolan lagi. Gua ngerasa payah banget. Dan lagi gua kemasukan, kali ini gua dikolongin, yaampun malu gua di depan orang banyak, gua serasa hancur kaya pas diputusin dia. Gua mulai pasrah disini, dan akhirnya kebobolan lagi, ya 1-4 kita kalah. Kita gagal ngasih yang terbaik di classmeet terakhir kita disini. Tapi selepas classmeet kita ga terus ngedown, abis itu kita masih sering sparing sama kelas lain, bahkan kita pernah kalah cuma tipis dari 9.7 yang jago. 

Lawan 9.4 juga kita kalah tipis. Walaupun kita suka minjem orang dari 9.2, biasanya sih dendi atau ga dicky. Kita futsal bisa seminggu 2 kali, kita sampe bestfriend-an sama tukang somay yang di tempat futsal, dia pernah nyelametin kunci motor tonny sebanyak 2 kali. Gua juga mulai dikenal sama yang punya lapangan, gua sering diomelin dibilang bawel. Ya sekarang sih suka seneng kalo inget sama apa aja yang pernah kita lewatin di bidang futsal, kelas kita emang ga jago, tapi futsal bikin kita sering ngumpul, bikin makin kompak. 

Tapi suka sedih juga kalo tau kita kalo futsal bakal beda tim, ga akan segampang dulu ngumpulin orangnya. Gua ga akan gantian kiper lagi sama tonny atau ryan, gua ga bisa ngomelin danu lagi karena nutupin jarak pandang gua. Gua gabisa ngoper bola jauh ke fitrah lagi. Futsal telah menciptakan banyak kenangan buat gua, gua ga akan lupa saat dimana gua mulai dipercaya jadi kiper, gua ga akan lupa kalo gua adalah orang yang megang kupon futsal. Gua harap sih walau udah pisah-pisah sekolahnya, tapi kita masih bisa sering-sering ngumpul main futsal. Entah gimana caranya nanti, gua akan berusaha tiap bulan ngumpulin kalian buat main futsal, jadi sisain waktu luang ya!. Makasih gaes buat semuanya :')


From Me, to You, with Love.







4 Jul 2015

Catatan Perjalanan Seorang Pemuda, Untuk Teman-Temannya

     Berawal dari 'kita' yang masih nggak ngerti cinta, dari 'kita' yang nggak ngerti reproduksi manusia, dari kita yang masih bau kencur dan jahe. Sampe sekarang yang udah ngerti cinta, bahkan terlalu sering baper, udah ngerti reproduksi manusia, dan baunya udah bau tanah. Eh nggak. Bau surga maksudnya. Masa-masa SMP emang gabisa dilupain ya, gue masih inget ketika kita dikenalin sekolah sama guru (touring) keliling sekolah. 
Disaat kelas masih numpang di lab, disaat ke sekolah untuk belajar, bukan untuk bertemu teman. Hingga kelas kita pindah ke ruang yg disiapkan, fasilitas sih lengkaap, enak. Hingga naik ke kelas 8, kelas udah ga keurus, udara jadi pengap. Nafas terasa sesak, seperti melihat dia bergandengan dengan pria lain..*lahhh-_-. Nggak. Itu semua gara2 AC yg nggak lagi hidup. Temen2 di kelas jadi nambah beberapa, awalnya ada konflik diantara kita sama guru, karena berisik kalo lagi belajar:v. Tapi kita semua bisa melewati masa-masa itu dengan.... yap, susah. 


     Kelas 9, kelas terbaik yang pernah gue temui. EXPONE DIRECTION 9.1 (ExD9.1). Kelas dimana ngerasain jadi murid bandel, kalo di kelas walaupun ada guru kita makan(sstt). Temen-temen makin banyak, makin rame, makin seru, tentunya, makin pengap. Banyak jalinan asmara di kelas ini*uhuuyy. Kecuali gue;-;. 
Cinta yang tak tersampaikan*njir:v. 
Lupain. 

     Entah kenapa mungkin memang karena kelamaan bareng, temen2 jadi kayak saudara sendiri, kayak keluarga sendiri, kayaknya gue terlalu lama sendiri. Pokoknya rasa takut kehilangan itu tak tertahankan, meskipun hanya sebatas teman. 
Belajar buat UN bareng, nyontek bareng, nyanyi di gudang bareng, jajan bareng, curhat bareng, ibadah bareng..lulus juga bareng. 
Kenangan terbaik ya kenangan pas kelas 9. Waktu yang berasa paling cepet, ya waktu kelas 9. Kalo ditanya apa yang bikin kita gini, jawabannya ya waktu. Waktu yang nemuin waktu juga yang misahin. 

     Kebayang ga nanti pas kita udah sukses, kita ngadain reunian, kita cerita tentang kehidupan kita. Nostalgia masa-masa SMP dulu, mengenang indahnya dahulu, memaksa manis, menyudahi pilu. Kita membawa jodoh dan anak masing-masing, mengendarai mobil pribadi. Kita teringat wajah teman-teman kita dahulu, kita memeluk teman karena rindu, kita bercanda ria karena cinta. Waktu gabisa dipercepat, dihentikan, apalagi diundur untuk kembali ke masa-masa dahulu. 

      Akhirnya untuk mengapresiasi sekolah, kelas, guru, dan teman kita sendiri, kita bikin drama, tentang perjalanan kita dari dulu yang masih bau kencur hingga berbau harapan yang telah hancur. Judul dramanya "Ingatlah Hari Ini". Duh kangen masa-masa latihannya. Saat-saat cabut latihan dengan alasan haus, Saat-saat latihan joget, saat-saat gladi resik di onebal.

     Hari yang ditunggu tiba, kita berangkat dari rumah, untuk berpisah dengan teman, mengendarai bus pemisah teman, dan menuju kota sejuk, tempat perpisahan dengan teman. Lembang, Bandung. Pas di bus kita have fun banget yekan. Ketawa kayak ga ada beban, makan makanin snack temen (gue). Hingga babeh bilang "Sekarang pada seneng-seneng, ntar malem baru pada nangis". Kita ga ngerti kata babeh, malah ngelanjutin seneng-senengnya. Sampe Bandung dengan macet yang membawa berkah, yaitu berkah melihat Bidadari Bandung~:v. 

  Hingga akhirnya waktu perpisahan benar-benar datang, jujur, gue ganyangka, harus nyontek, jajan, bercanda, belajar ga bareng kalian lagi. Gue nggak ngira akan se-sedih ini, se-haru ini, se-miris ini.
     
     Malamnya, acara perpisahan tiba, Penampilan dari beberapa pengisi acara satu persatu telah dilalui. Hingga akhirnya giliran drama kita tampil. Awalnya deg"an cuy, tapi pas udah di panggung, kita tampil All Out. Tepuk tangan dulu ah*muuaach. 
Drama itu sukses, nyanyian lagu itu membuat haru, hingga mata tak kuat mengingat perihnya perpisahan, menumpahkan segala air penyesalannya, memerah karena malu akan kesalahannya. Walau hati tak bisa bicara, biar mata yang mengatakannya. 

     Perpisahan ini lebih sakit dari di cubit sama Bu Sayuti(penulis ini pernah). KITA BERPISAH DI RUANGAN PEMISAH. Gue kira ga bakal ada sedih sedihan kaya gini. Kenapa di akhir cerita malah di beri kenangan terindah. 

     Perjalanan kita berlanjut ke Floating Market. Surga Dunia. Tempat berkumpul bidadari tak bersayap. Surganya makanan, Surganya keindahan. Hari itu, hari perpisahan kita, iya, Pisah. 
     Terima kasih Tuhan Yang Maha Esa, yang udah menghadirkan mereka. Terima kasih udah jadi bagian dari cerita ini, Terima kasih udah menulis kenangan di ingatan gue, Terima kasih udah ngasih gue banyak hal berharga, Terima kasih untuk guru-guru ku, Terima kasih untuk waktu yang telah mempertemukan kita. Kalian, temen-temen gue, gabakal gue lupain, kecuali gue amnesia.

     Guys, jangan lupain gue ya. Kalo boleh jujur, gue sayang kalian:')(terlalu jujur). Dari gue, untuk kalian, penghuni ragunan*ehh. Untuk Kalian, Yang Tak Terlupakan.

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
S'lamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t'lah hidup masing-masing 
Ingatlah hari ini...