29 Aug 2015

PERCAYALAH

Expone Direction, atau orang menyebutnya ExD, atau juga Expone. Apapun itu, sebutan itu mengarah kepada kelas 9.1 angkatan 2014-2015. Expone Direction bukan sebuah perkumpulan, juga bukan komunitas, tapi Expone Direction adalah sebuah keluarga.

Nama Expone Direction tercipta oleh pemikiran salah satu dari anggotanya, nama ini mengalahkan kandidat yang lainnya. Nyatanya, nama ini memang nama yang pantas. Mencerminkan atau lebih tepatnya mendoakan agar anggotanya menjadi seperti rangkain kata yang menyusunnya. Ya, 'Executive People of Nine One Diligent Relative and Love Action'. Selain itu, nama ini juga terdengar indah di telinga, nikmat diucapkan lewat mulut. Nama ini pula yang hingga kini membungkus memori-memori indah di kelas berkarpet biru maupun di gedung bercat hijau.

Expone Direction, anggotanya dapat dipastikan dari mulai absen Abdullah Azzam hingga Zhafira Rishanida Azizah. Anggota Expone Direction dahulunya bisa diketahui lewat tanda merah bertuliskan angka 1 di lengan kiri seragamnya. Namun, kini tak lagi, anggotanya telah menggunakan tanda pengenal yang berbeda-beda. Ya, mereka tak lagi seutuhnya ber'satu'. Anggota Expone kini dapat dikenali lewat jaket biru dongker dengan paduan warna putih. Jaket beruliskan 'EXPONE DIRECTION' pada bagian punggungnya, serta nama dan angka 91 pada dada kirinya. Namun, jaket ini bukanlah cara mengenali anggotanya. Sebab tak seluruhnya mengenakan jaket ini setiap saat. Atau mungkin ada yang lebih memilih mengenakan jaket lain yang lebih trendy tentunya.

Expone Direction, dahulu mereka bersarang di suatu ruangan kelas berkarpet biru dan mempunyai ruangan tambahan. Kelas mereka terpisah dari kelas lainnya. Dahulu, mereka kerap bersendau gurau di kelas mereka kala sang pengajar tak menampakkan bayangnya. Sebagian bertukar cerita, sebagian menambah ilmu, sebagian lagi menendang benda bundar bernama bola. Ruangan ini menjadi latar bagi ribuan memori indah yang tercipta. Ruangan yang dihiasi oleh dua pendingin udara, peta dunia di tembok belakang, dan perlengkapan kelas di tembok kanan kirinya. Ruangan tambahan bernama gudang yang menjadi tempat bermacam fungsi. Ruangan yang diisi beberapa bangku yang tak menemukan pasangannya, tumpukan barang bekas, serta debu saksi bisu segala kejadian. Di hari kamis, ruangan ini beralih fungsi menjadi ruang ganti, di hari lain, ruangan ini difungsikan sesuai kondisi. Tak jarang tempat ini menggelar konser pelepas resah. Beberapa anak menyanyikan lagu dan beberapa lagi membunyikan benda yang bernada indah. Indah, sayang tak sempat terabadikan.

Expone Direction, dahulu mereka semua akrab. Tapi kini, perlahan satu persatu anggotanya telah menemukan teman baru. Ya, memang begitu seharusnya kehidupan manusia, harus bisa beradaptasi. Tapi bagiku yang ditakdirkan sulit beradaptasi, melihat mereka akrab dengan orang lain bukanlah hal mudah. Kadang begitu serunya hal yang mereka lakukan, hingga ia seakan tak pernah mengenalku kala ku muncul. Tak masalah, sekali lagi itu memang keharusan manusia. Tapi apakah harus begini? Lalu apa hanya aku yang merasakan perubahan mereka?. Kuharap hanya aku, sebab aku tak ingin yang lain merasakan hal ini. Kucoba ikhlas,walau perihku masih berbekas.

Expone Direction, dahulu mereka saling berjumpa setiap hari. Bertukar kabar, bahkan bertukar tugas, bahkan bertukar rasa. Tapi kini, pertemuan menjadi hal yang sangat mahal bagi mereka. Kepadatan jadwal mereka, membatasi waktu yang tersisa. Sebagian sibuk dengan tugas-tugasnya, sebagian lagi sibuk dengan prakteknya. Saat sebagian punya waktu luang, sebagian lagi bahkan tak punya peluang. Sulitnya mengadakan pertemuan, membuat hati menimbun rindu. Kadang, walau hanya bertemu di perjalanan, namun terasa begitu melegakan. Beruntung surat kelulusan belumlah sempurna. Ia butuh bekas ketiga jari kita, ya, inilah kesempatan mereka untuk berkumpul. Namun, tetap saja, satu-dua orang dari mereka tak tiba diwaktu yang sama. Tak apa, setidaknya masih ada saat pengambilan ijazah. Nyatanya, sama saja, kesibukan yang tak mungkin ditinggalkan memaksa sebagiannya tak sanggup hadir di hari yang sama. Tak apa, tunggu, sadarkah ini adalah kemungkinan terakhir kita bertemu? Kemungkinan terakhir kalinya kita semua berkumpul. Selepas ini, dapat dipastikan kalian akan semakin sibuk dengan pendidikan kalian, dan entah kapan tersisa waktu untuk kita kembali bersama.



Expone Direction, selepas ini, mereka akan semakin sibuk dengan pelajaran. Semakin teribukkan oleh tugas. Semakin akrab dengan teman barunya. Semakin nyaman dengan kelas barunya. Dan semakin lupa kalau mereka pernah bersama. Kelak, cepat atau lambat, mereka akan lupa arti dari ‘EXPONE DIRECTION”. Akan semakin jarang menggunakan jaket biru dongker. Akan semakin jarang memandang foto perpisahan atau menonton dvd perpisahan. Dan aku, aku tak bisa berperilaku sama. Kalian mengenal pribadi seperti apakah aku. Aku akan tetap mengenakan jaket biru dongker itu, akan memperhatikan kalian tumbuh dewasa, bersyukur melihat kalian semakin akrab dengan teman baru kalian. Dan melihat kalian perlahan melupakan ini semua. Berlebihankah? Tapi beginilah aku, bukan aku yang meminta Tuhan memberikan sifat ini padaku, tapi aku bersyukur, dengan begini aku punya peran sebagai pemersatu kalian. Terima kasih untuk segalanya, percayalah kita bisa kembali bersatu tanpa kurang satu orangpun, PERCAYALAH….

No comments: