31 Dec 2015

Setitik Tinta untuk Cerita yang Telah Usai

Selamat Tahun Baru 2016 Masehi, semoga kau menjadi pendampingku suatu saat nanti ~
Tahun Baru, mereka berkata harus diiringi semangat baru. Entahlah, kurasa aku hanya bisa berpasrah. Bagaimana bisa aku memiliki semangat baru, jika itu hanya akan mengingatkanku padamu?  Sekumpulan makhluk teraneh yang pernah aku temukan. Menghuni ruangan yang penuh sesak dengan kenangan. Beralaskan rindu, beratapkan kasih sayang.
Kau lihat langit itu? Langit malam yang disesaki kembang api yang saling berkejaran. Berlomba-lomba merajut warna agar malam tak lagi terlihat suram. Kemudian, kembang api itu meledakkan kolaborasi indah antara warna dan cahaya membentuk lukisan yang elok tak terkira. Bahkan, rembulan dan konstelasi bintang pun menyembul dengan malu-malu akibat intimidasi yang ditimbulkan lukisan itu.
Ah, indahnya. Andai hatiku seramai itu, aku pasti tidak akan mengurung diri dalam kamar akibat jarum kasat mata yang perlahan menyulam rindu. Sulaman yang sukar untuk diurai, perlahan merambat menuju pelupuk mengakibatkan airnya menggenang dan jatuh berurai.
Kupandangi untuk kesekian kali, hasil fotografi pada hari terakhir kita merasa saling memiliki. Walaupun tahun telah berganti, namun hatiku masih saja sulit untuk melupakanmu hingga kini. Busana Kebaya mendominasi pigura berusaha mengucilkan Busana Batik yang hanya segelintir pemakainya. Diiringi musikalisasi Ingatlah Hari Ini, kita mulai bernyanyi menghibur audiens  yang memiliki tempat spesial di relung hati.

Kawan dengarlah yang akan aku katakan

Ya, kawan, tolong dengarlah. Aku sangat merindukan kalian. Begitu besarnya hingga tak dapat dibendung hatiku yang sudah terlalu remuk. Hanya kalian yang ingin kusapa dalam setiap nestapa. Namun, apa daya? Waktu tak berkenan kalau kita terus bersama.

Tentang dirimu setelah selama ini

Semua canda tawamu masih terekam dalam memori. Namun, aku tak memiliki cukup keberanian untuk memutar ulang, khawatir debu-debu mikroskopik datang menyerang.

Ternyata kepalamu akan selalu botak
Eh, kamu kayak Gorilla
Cobalah kamu ngaca itu bibir balapan
Daripada gigi lu kayak Kelinci
Yang ini udah gendut suka marah-marah
Kau cacing kepanasan

Ingat momen itu, kawan? Momen dimana kita saling mencela, namun tak pernah ada luka yang hadir setelahnya. Hanya tawa, tanpa duka.

Tapi ku tak perduli
Kau selalu dihati

Aku selalu berusaha, sampai kapanpun kalian tak akan kulupa. Bagaimana aku bisa lupa, sementara nama kalian masih terukir dengan indahnya?

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini

Dapatkah kubunuh rasa ini? Agar tak ada lagi sesak, setiapkali waktu kembali berdetak. Sebab, barisan waktu hanya akan menumbuhkan luka baru, tanpa orang-orang sadari itu.

Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Aku tahu, permintaanku memang egois. Tapi, tolonglah, sisakan saja ruang dalam memorimu itu untuk mengenang momen pilu itu. Setidaknya, kenanglah ‘KITA’. Bagaimanapun juga, kita pernah saling menuai rindu yang sama. Pernah saling merajut asa dalam diam. Bahkan, beberapa dari kita pernah saling memperjuangkan, walau akhirnya memutuskan untuk saling melepaskan.

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku

Tunggu, benarkah? Benarkah dengan mengingat teman, rasa sepi ini bisa tersembuhkan? Bukannya hanya akan memperparah kondisi yang ada? Entahlah, pertanyaan yang butuh kepastian justru selalu datang di saat yang salah.
               
Don’t you worry just be happy
Temanmu disini

Ah, ya. Tentu saja. Aku selalu memiliki kalian dalam diam.

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Ah, sial. Ternyata, membendung sungai di kelopak mata lebih sulit dari apa yang diperkira.

Don’t you worry don’t be angry
Mending happy-happy

Entahlah. Aku tak tahu apa aku masih bisa bahagia dengan ketidakhadiran kalian. Memang, teman baruku di SMA itu asyik, tapi tak ada yang bisa membuatku nyaman seperti kalian. Tak ada lagi  yang bisa membuatku tertawa lepas. Takkan pernah ada lagi.


Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Kamu sangat berarti 
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Kini, aku harus berpindah. Aku akan meniti rindu yang baru, bersama teman-teman baruku. Yah, setidaknya aku harus mencoba, bukan? Aku tidak bisa terus berdiam dimasa lalu, sebab waktu tak mengizinkanku. Namun, itu bukan berarti kalian akan kulupakan. Aku akan berjuang sekuat tenaga untuk tidak melupakan kalian. Aku hanya berharap, kalian juga akan berjuang bersamaku. Seperti yang diucapkan Thorin dalam film The Hobbit : The Battle of The Five Armies,

“Will You  Follow Me, One Last Time?”

 Farewell, guys. Farewell, but not forever. And, I just want you to know, that I love people I can be weird with. People like you, guys.

 Selamat malam, tolong pastikan tidak ada rindu yang bersemayam ~



-Abdullah Azzam-